Studi Kitab Hadits
KITAB AL-MU’JAM AL-SHAGIR AL-THABRANI
1. PENDAHULUAN
Dalam sejarah penulisan kitab-kitab hadis ada beberapa metode yang ditempuh ulama, diantaranya ; metode jami’, sunan, muwatta’at, mustadrak, mustakhraj, musnad, mu’jam, atraf dan lain sebagainya. Para ulama dalam menentukan pilihan metodenya tentu saja dilandasi berbagai argumentasi dan latar belakang yang berbeda-beda.
Berkenalan dengan al-Thabrani dan karya-karyanya, khususnya kitab mu’jam : al-Mu’jam al-kabir, al-Mu’jam al-Ausat dan al-Mu’jam al-shagir (al-Mu’jam al-Salasah), mengingatkan bahwa dialah pioner atau arsitek penulisan kitab hadis dengan metode mu’jam. Bahkan sebagian ulama berpendapat, jika disebut istilah mu’jam, maka yang dimaksud adalah mu’jam al-Thabrani. Anggapan yang demikian memang tidak selamanya salah, mengingat sampai saat ini belum ada kitab mu’jam yang dapat menandingi Mu’jam al-Thabrani.
Dipilihnya al-Mu’jam al-Shagir, bukan al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-ausat dengan alasan ; kitab ini secara umum banyak beredar di masyarakat dan lebih populer dibandingkan dengan kedua kitab mu’jam sebelumnya, bahkan untuk kedua mu’jam yaitu al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-Ausat sangat sulit didapatkan, karena sebagian masih berbentuk manuskrip.
2. BIOGRAFI SINGKAT AL-THABARANI
Nama lengkap beliau adalah Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthair al-Lakhmi al-Yamani al-Thabrani. Kunyahnya Abu al-Qasim. Beliau dilahirkan di Akka pada tahun 260 H, bulan shofar, ditengah-tengah keluarga yang terhormat, dari kabilah Lakhm suku Yaman yang berimigrasi ke Quds (Palestina) dan menetap di sana. Sedangkan ibunya termasuk suku Akka.
Al-Thabrani mulai belajar hadis pada usia muda, ketika masih berumur 13 tahun, tepatnya pada tahun 273 H. Pada tahun 274 H, beliau berkelana ke Quds (Palestina) dan Syam untuk menghafal al-Qur’an dan belajar berbagai ilmu pengetahuan dan agama. Hal yang sama juga dilakukan di Qaisariyah pada tahun 274 H.
Upaya untuk mencari ilmu terus dilakukan oleh al-Thabrani dengan berkelana dari suatu tempat ke tempat yang lain. Ia mengunjungi Syiria, Hijaz, Yaman, Mesir, Irak, Iran, Semenanjung Arab Saudi, serta Afghanistan sekarang ini dan lain sebagainya disekitar negeri-negeri Persia. Ia menghabiskan waktu kurang lebih tiga puluh tahun dalam mempelajari hadis Nabi.
Al-Thabrani juga mengunjungi Asfahan pada tahun 290 H. Setelah menyelesaikan studinya ke berbagai wilayah, beliau kembagi lagi ke Asfahan, dan menetap di sana sampai akhir hanyatnya selama lebih dari setengah abad. Al-Thabrani meninggal di Asfahan pada 28 Zulqa’idah tahun 360 H dalam usia seratus tahun sepuluh bulan. Beliau dimakamkan di samping kubur Hamamah al-dausi, seorang sahabat Rasulullah Saw.[1]
Guru-guru beliau cukup banyak, bahkan menurut catatan al-Zahabi mencapai lebih sari seribu orang. Diantaranya adalah Hasyim bin Murtsid al-Thabrani, Ahmad bin Mas’ud al-Khayyat, ’Amr bin Abi Salmah al-Tunisi, Ahmad bin ’Abdillah al-Lihyani, ’Amr bin Tsaur, Ibrahim bin Abi Sufyan, Abi Zur’ah al-Dimasyqi, Ishaq bin Ibrahim al-Dabiri, Idris bin Ja’far al-’Athar, Basyar bin Musa, Hafsh bin Umar, ’Ali bin ’Abdil ’Aziz al-Bagawi, Miqdam bin Dawud al-Ru’Yani, Yahya bin Abi Ayyub al-’Allaq, 'Abdullah bin Muhammad bin Sa'id bin Abi Maryarn, Ahmad bin ‘Abdul Wahhab al-Hauthi, Ahmad bin Ibrahim bin Fil al-Balisi, Ahmad bin Ibrahim al-Busri, Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim bin Nabith al-Asja'i dan lain-lain.
Sedangkan rnurid-muridnya antara lain; Ahmad bin Muhammad bin Ibrahm al-Sahhaf, Ibn Mandah, Abu Bakar bin Mardawih, Abu ‘Umar Muhammad bin al-Husain al-Basthami, Abu Nu'aim al-Ashbahani, Abu al-Fadhl Muhammad bin Ahmad al-Jarudi, Abu Sa’id al-Naqqas, Abu Bakr bin Abi ‘Ali al-Dzakwani, Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Azdi, Abu Bakar Muhammad bin Zaid dan lain sebagainya Al-Thabrani juga mempunyai beberapa guru yang pada kesempatan lain rneniadi muridnya, di antaranya Abu Khalifah al-Jumahi dan al-Hafidh ibn ‘Uqdah.
Beberapa ulama telah mernberi komentar terhadap pribadi al-Thabrani. Al-Hafidh Abu al-‘Abbas ibn Mansur al-Syirazi mengemukakan bahwa dirinya telah menulis 300.000 hadis dari al-Thabrani dan ia tsiqah. Sedangkan menurut Abu Bakar bin Abi ‘Ali bahwa al-Thabrani orang yang terkenal ilmunya, pengetahuannya luas dan banyak karya-karyanya, dan konon di akhir hayatnya ia buta. Sedangkan menurut Sulaiman bin Ibrahim, al-Thabarani adalah seorang penghafal hadis sekitar 20.000 sampai 40.000 hadis.
Adapun menurut Abu ‘Abdillah ibn Mandah bahwa al-Thabrani adalah salah satu penghafal yang sangat terkenal. Sedangkan menurut Abu al-Husain Ahmad bin Faris al-Lugawi yang dinisbatkan kepada Ibn al-Amid, al-Thabrani dalam hal hafalan lebih unggul dibanding al-Ji’abi, sedangkan Abu Bakar sendiri lebih unggul dari pada al-Thabrani dalam hal kepintaran dan kecerdasannya.
Dari penilaian para ulama di atas menunjukkan bahwa mayoritas ulama mengakui keadilan dan kapasitas intelektual yang tinggi terhadap al-Thabarani. Sehingga sebagai karir puncaknya dalam bidang hadis al-Thabrani meraih gelar al-Hafid, suatu gelar ahli hadis dalam level yang cukup tinggi.
3. KARYA-KARYA AL-THABRANI
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa at-Thabrani adalah ularna yang mempunyai atensi cukup besar dalam pengembangan ilmu, yang mengantarkannya menjadi ulama yang sangat produktif. Di antara karya-karya tersebut adalah :
1. Musnad al-Asy’ari
2. Musnad al-Syamiyyin
3. Al-Nawadir
4. Fawa’id
5. Musnad Abu Hurairah
6. Musnad ‘Aisyah
7. al-Tafsir
8. Du’a
9. Dala’il al-Nubuwwah
10. Ahadits al-Tiwal
11. Musnad Syu’bah
12. Hadis A’masy
13. Hadis Auza’i
14. Hadis Syaiban
15. Hadis Ayyub
16. ‘Asyrah al-Nisa’
17. Musnad Abu Zar
18. Al-Ru’yah
19. Al-Jud
20. Fadl Ramadan
21. Al-Fara’id
22. Al-Radd ‘ala al-Mu’tazilah
23. Al-Salih ‘ala al-Rasul
24. Ahadis Zuhri min Anas
25. Ahadis Ibn al-Munkadir ‘ala al-rasul
26. Hadis man Kadzab
27. Akhbar ‘Uma ‘il
28. Kitab al-Sunnah
29. Al-Ramy
30. Al-Manasiik
31. Ma’rifah al-Sabahab
32. Al-‘Ilm
33. Fad al-‘Arab
34. Manaqib Ahmad
35. Kitab al-Asyribah
36. Kitab al-Uluwiyah fi Khilafah Abi Bakr wa ‘Umar
Dari sekian banyak karya al-Thabrani yang paling popular atau terkenal adalah ketiga Mu’jam-nya, yaitu al-Mu'jam al-Kabir, al-Mu'jam al-Ausat, dan al-Mu'jam al-Sagir.
Beberapa hal sebab terkenal dan populer adalah Pertama, kitab al-Mu'jam al-Kabir. Kitab ini disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat sesuai dengan urutan huruf hija'iyyah, kecuali Musnad Abu Hurairah yang telah disusun dalam kitab tersendiri. Kitab ini memuat 60.000 hadits. Oleh karena itu Ibnu Dihyah berpendapat, kitab mu’jam ini merupakan kitab mu’jam yang terbesar di dunia. Jika dikatakan mu'jam secara umum dalam istilah ahli hadis, maka yang dimaksud adalah al-Mu'jam al-Kabir.[2]
Para ulama hampir sependapat bahwa kitab al-Mu'jam al-Kabir adalah sebuah kitab mu’jam terbesar dan kitab rujukan yang lengkap. Karena kemasyhurannya kitab ini disebut dengan nama yaag mutlak, al-Mu'jam, atau dalam menyandarkan hadis-hadisnya para ulama cukup menyatakan akhrajahu al-Thabrani.[3] Kitab al-Mu'jam al-Kabir ini terdiri dari 12 jilid dan merupakan ensiklopedi hadits yang memuat tidak hanya hadis-hadis Nabi SAW tetapi juga berisi sejumlah banyak informasi historis. Kitab ini mengabsorsi baik secara keseluruhan maupun parsial dari beratus-ratus kitab karya terdahulu. Kitab ini dipublikasikan setelah edisi kritis, Beberapa perpustakaan menyimpan jilid yang berbeda dari karya ini, namun saat sekarang adalah sulit untuk mengatakan bahwa apakah kitab tersebut sudah sempurna atau tidak.
Kedua, kitab al-Mu'jam al-Ausat. Kitab ini disusun berdasarkan nama-nama guru al-Thabrani yang hampir mencapsi 2000 orang, dan di dalamnya terdapat 30.000 hadis. Kitab ini memuat hampir seluruh informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan hadis-hadis. Banyak diantaranya yang shahih, sedangkan lainnya tidak shohih. Karya kedua ini telah rampung dalam dua jilid sangat besar di Istambul dan masih perlu pengeditan dan penerbitan.
Ketiga, karya al-Thabrani yang paling mini dalam seri kitab mu’jim adalah al-Mu'jam al-Shagir. Kitab ini meriwayatkan hadis dari setiap guru, dan kebanyakan hanya diambil satu hadis dari setiap guru. Di dalam kitab ini al- thabrani mengabadikan sebuah hadis dari setiap orang yang hadisnya diriwayatkan atau guru-gurunya.
4. METODE PENYUSUNAN KITAB AL-MU'JAM AL-SHAGIR
Dalam terminologi Ilmu Hadis, kitab mu'jam adalah kitab-kitab hadis yang disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat, guru-gurunya, negara atau lainnya, dan umumnya susunan nama-nama sahabat itu berdasarkan urutan huruf hija'iyyah. Menurut Hasbi ash-Shiddieqy, kitab mu’jam ialah kitab yang di dalamnya disebut hadis menurut nama guru (syaikh hadis), atau menurut negeri tempat guru yang meriwayatkan hadis atau menurut kabilah dan disusun secara huruf abjad.
Sementara itu menurut Nuruddin 'Itr, kitab mu’jam menurut istilah para muhadditsin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan huruf hija'iyyah, sehingga penyusun mengawali pembahasan kitab mu’jamnya dengan hadis-hadis yang diterima dari Aban, lalu dari Ibrahim, dan seterusnya.
Jadi, kitab mu'jam adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat atau kitab yang disusun berdasarkan nama guru-gurunya, sesuai dengan urutan huruf hija'iyyah, atau terkadang juga disusun berdasarkan tempat asal mereka.
Dua kitab mu’jam, yaitu al-Mu jam al-Shagir dan al-Mu'jam al-Ausat karya al-Thabarani disusun berdasarkan urutan nama guru-gurunya, sedangkan al-mu’jam al-Kabir (juga karya al-Thabarani) disusun berdasarKan urutan nama para sahabat menurut sistematika huruf mu’jam.
Selain ketiga kitab mu’jam karya al-Thabarani di atas, ada beberapa kitab mu'jam yang terkenal, yaitu: 1) Mu'jam Safar, karya Silafi, 2) Mu'jam Safar, karya Samman, 3) Mu'jam, karya Isma’il, 4) Mu’jam, karya Ibn 'Arabi, 5) Mu 'jam, karya Ibn Syahin, 6) Mu'jam al-Kabir, karya Zahabi, 7) Mu’jam Niswan, karya Ibn Asyakir, 8) Mu'jam Syuyukh, karya Hakim, 9) Mu'jam Syuyukh, karya Dimyati, 10) Mujarn Syuyukh, karya Ibn al-Mu'qri.
5. S1STEMATIKA KITAB AL-MU'JAM AL-SHAGIR
Kitab Al-Mu’jam al-Shagir karya al-Thabarani ini dicetak menjadi dua juz oleh Penerbit Dar a1-Fikr Beirut, cetakan kedua pada tahun 1981 M atau 1401 H. Kitab ini terdiri dari 279 halaman untuk juz I, dan bagian akhir yang merupakan juz II terdiri dari 222 halaman termasuk lima tema tambahan, yaitu: Risalah Ganiyyah al-Alma'i oleh ‘Allamah al-Hafid Abi al-Tayyib Syams al-Haq al-‘Adim Abadi; al-Tuhfah al-Mardliyyah fi Hill Ba'dh d-Musykilat al-Hadisiyyah oleh ‘Allamah al-Muhaddis al-Qadhi al-Syaikh Husain bin Muhsin al-Anshari al-Yamani; Sunniyyah Raf’ al-Yadain fi al-Du'a ba’d al-Shalawat al-Maktubah liman Sya'a; Risalah al-Kasyf lil Imam al-Suyuti fi Bayan al-Khuruj al-Mahdi; dan Taqrid al-Adib oleh al-‘Allamah Yusuf Husain ibn Muhammad al-Khanifari. Kitab ini di-tashhih oleh ‘Abdurrahman Muhammad 'Utsman dengan judul al-Mu'jam al-Shagir lil Tabarani lil Hafid Abi al-Qasim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub al-Lakhmi al-Thabarani.
Menurut informasi dalam muqaddimah kitab ini, kitab ini disusun berdasarkan periwayatan muridnya yaitu al-Syaikh Abu Bakar Muhammad bin Abdillah bin Zaid, sehingga menjadi sebuah kitab yang sampai kepada kita.
Berdasar informasi yang dikemukakan Abu Zahw jumlah jalur hadis dalam kitab al-Mu’jam al-Shagir ini sebanyak 1500 hadis, sebagian ulama mengatakan kitab ini ternyata hanya memuat 1159 jalur periwayatan, dengan rincian juz 1 memuat 745 jalur periwayatan, dimulai dengan huruf alif sampai huruf kaf. Sedangkan juz II memuat 410 jalur periwayatan dimulai dari huruf lam sampai huruf ya', ditambah perawi dengan nama kunyah dan perawi perempuan.
Berikut ini rincian kitab al-Mu’jam al-Shagir juz I :
Bab al-Alif, halaman 7-108
1. Rawi yang diawali dengan nama Ahmad, sebanyak 198 orang
2. Rawi yaag diawaii dengan nama Ibrahim sebanyak 50 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Isma'il sebanyak 12 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Ishaq, sebanyak 16 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Idris sebanyak 2 orang
6. Rawi yang diawaii dengan nama Ayub sebanyak 1 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama Usamah sebanyak 2 orang
8. Rawi yaag diawali dengan nama Anas sebanyak 1 orang
9. Rawi yang diawali dengan nama Aban sebanyak 1 orang
10. Rawi yang diawali dengan nama Aslam sebanyak 1 orang
11. Rawi yang diawali dengan nama al-Ahwash sebanyak 1 orang
12. Rawi yang diawali dengan nama al-Azhar sebanyak 1 orang
13. Rawi yang diawali dengan nama al-Aswad sebanyak 1 orang
14. Rawi yang diawali dengan nama Asbath sebanyak 1 orang
Bab al-Ba', halaman 108-113
1. Rawi yang diawali dengan nama Basyr sebanyak 4 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Basyran sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Bakr sebanyak 4 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Bahlul sebanyak 1 orang
5. Rawi yang diawali dengan. nama Bujair sebanyak 1 orang
6. Rawi yang diawali dengan nama Banubah sebanyak 1 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama al-Bakhtari sebanyak 1 orang
8. Rawi yang diawali dengan nama Badr sebanyak 1 orang
9. Rawi yang diawali dengan nama Balbal sebanyak 1 orang
Bab al-Ta', haiaman 113-114
Rawi yang diawali dengan nama Tamim sebanyak 1 orang
Bab al-Sa', halaman ll4
Rawi yang diawali dengan nama Tsabit sebanyak 1 orang
Bab al-Jim, halaman 114-124
1. Rawi yang diawali dengan nama Ja'far sebanyak 23 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Jabir sebanyak 2 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Jabarun sebanyak 1 orang
Bab al-Ha', halaman 124-157
1. Rawi yang diawali dengan nama al-Hasan sebanyak 44 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama al-Husain sebanyak 26 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Hasanun sebanyak 1 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Hubab sebanyak 1 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Habab sebanyak 1 orang
6. Rawi yang diawali dengan nama Hajib sebanyak 1 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama Hamlah sebanyak 1 orang
8. Rawi yang diawaii dengan nama Humaid sebanyak 1 orang
9. Rawi yang diawali dengan nama Hamd sebanyak 1 orang
10. Rawi yang diawali dengan nama Hamzah sebanyak 3 orang
11. Rawi yang diawali dengan nama Hazafi sebanyak 1 orang
12. Rawi yang diawali dengan nama Husain sebanyak 1orang
13. Rawi yang diawali dengan nama Hajjaj sebanyak 1 orang
14. Rawi yang diawali dengan nama Hafs sebanyak 1 orang
15. Rawi yang diawaii dengan nama Hatim sebanyak 2 orang
16. Rawi yang diawali dengan nama Huwaits sebanyak 1 orang
17. Rawi yang diawali dengan nama Habbusy sebanyak 1 orang
18. Rawi vang drawali dengan nama Hamid sebanyak 3 orang
19. Rawi yang diawali dengan narna Hamdan sebanyak 3 orang
20. Rawi yang diawali dengan narna Hukaim sebanyak 1 orang
21. Rawi yang diawali dengan nama al-Hakam sebanyak 2 orang
Bab al-Kha', halaman 157-161
1. Rawi yang diawali dengan nama Khalaf sebanyak 3 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Khalifah sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Khadr sebanyak 1 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Khalid sebanyak 3 orang
5. Rawi yang diawali dengan narna Khair sebanyak 1 orang
6. Rawi yang diawali dengan narna Kbaththab sebanyak 1 orang
Bab al-Dal, halaman 161-162
1. Rawi yong diawali dengan nama Dawud sebanyak 2 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Darran sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Dulail sebanyak 1 orang
Bab al-Zal, halaman 163
Rawi yang diawali dengan nama Zakir sebanyak 1 orang
Bab al-Ra', halaman 163-165
1. Rawi yang diawali dengan nama Ruh sebanyak 2 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Raja’ sebanyak 1 orang
Bab al-Za', halaman 165-167
1. Rawi yang diawali dengan nama Zakariya sebanyak 5 orang
2. Rawi yang diawaii dengan nama Zaid sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan narna al-Zubair sebanyak 2 orang
Bab al-Sin, Halaman 167-177
1. Rawi yang diawali dengan nama Sa ad sebanyak 1 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Sa'dun sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Sa’id sebanyak 10 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Sahl sebanyak 3 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Salmah sebanyak 3 orang
6. Rawi yang diawali dengan nama Salamah sebanyak 3 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama Sulaiman sebanyak 5 orang
8. Rawi yang diawali dengan nama Salm sebanyak 1 orang
9. Rawi yang diawali dengan nama Saif sebanyak 1 orang
10. Rawi yang diawali dengan nama al-Sirri sebanyak 1 orang
Bab al-Syin, halaman 178-179
1. Rawi yang diawali dengan nama Syu'aib sebanyak 1 orang
2. Rawi yang diawali dengan rnma Syabab sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Syarahil sebanyak 1 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Syaiban sebanyak 1 orang
Bab al-Sad, halaman 179-181
1. Rawi yang diawali dengan nama Salih sebanyak 3 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Sadaqah sebanyak 1 orang
Bab al-Dad, halaman 181
Rawi yang diawali dengan nama Darar sebanyak 1 orang
Bab al-Ta’, halaman 181-185
1. Rawi yang diawali dengan nama Talib sebanyak 1 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Tahir sebanyak 5 orang
3. Rawi yang diawar dengan narna Tayy sebanyak 1 oraag
Bab al-‘Ain, halaman 185-260
1. Rawi yang diawali dengan nama 'Umar sebanyak 11 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama 'Usman sebanyak 6 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama ‘Ali sebanyak 51 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama al-'Abbas sebanyak 11 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdullah sebanyak 65
6. Rawi yang diawali dengan nama 'Umar sebanyak 11 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama 'Usman sebanyak 6 orang
8. Rawi yang diawali dengan nama ‘Ali sebanyak 51 orang
9. Rawi yang diawali dengan nama al-'Abbas sebanyak 11 orang
10. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdullah sebanyak 65 orang
11. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdan sebanyak 4 orang
12. Rawi yang diawali dengan nama ‘Ubaidillah sebanyak 11 orang
13. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdurrahman sebanyak 15 orang
14. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abaid sebanyak 8 orang
15. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdushshamad sebanyak 1 orang
16. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdul Malik sebanyak 2 orang
17. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abdussalam sebanyak 3 orang
18. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Jabbar sebanyak 1 orang
19. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Gaffar sebanyak 2 orang
20. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Wahhab sebanyak 1 orang
21. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Razzaq sebanyak 1 orang
22. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Waris sebanyak 1 orang
23. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Hamid sebanyak 1 orang
24. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-Kabir sebanyak 2 orang
25. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abd al-‘Aziz sebanyak 5 orang
26. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abadus sebanyak 1 orang
27. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abbad sebanyak 3 orang
28. Rawi yang diawali dengan nama ‘Abbas sebanyak 2 orang
29. Rawi yang diawali dengan nama ‘Isa sebanyak 3 orang
30. Rawi yang diawali dengan nama ‘Amr sebanyak 7 orang
31. Rawi yang diawali dengan nama ‘Amarah sebanyak 1 orang
32. Rawi yang diawali dengan nama ‘Amir sebanyak 2 orang
Bab al-Ghain, halaman 260-261
Rawi yang diawali dengan nama Galib sebanyak 1 orang
Bab al-Fa’, halaman 261-265
1. Rawi yang diawali dengan nama al-Fadl sebanyak 12 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama al-Fudail sebanyak 1 orang
Bab al-Qaf, halaman 265-270
1. Rawi yang diawali dengan nama al-Qasim sebanyak 12 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Qais sebanyak 1 orang
Bab al-Kaf, halaman 270
1. Rawi yang diawali dengan nama Kausyaf sebanyak 1 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Kunaiz sebanyak 1 orang
Bab al-Lam, halaman 271
Rawi yang diawali dengan nama Li’Lu’ sebanyak 1 orang
Adapun sistematika kitab al-Mu’jam al-Shagir juz II adalah sebagai berikut :
Bab al-Mim, halaman 3-120
1. Rawi yang diawali dengan nama Muhammad sebanyak 291 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Mahmud sebanyak 4 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Musa sebanyak 13 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Mu’az sebanyak 1 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Mansur sebanyak 1 orang
6. Rawi yang diawali dengan nama Muntasir sebanyak 2 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama Masih sebanyak 1 orang
8. Rawi yang diawali dengan nama Mas’ud sebanyak 1 orang
9. Rawi yang diawali dengan nama Mutallib sebanyak 1 orang
10. Rawi yang diawali dengan nama al-Miqdam sebanyak 1 orang
11. Rawi yang diawali dengan nama Maslamah sebanyak 2 orang
12. Rawi yang diawali dengan nama Mas’adah sebanyak 1 orang
13. Rawi yang diawali dengan nama Muslim sebanyak 1 orang
14. Rawi yang diawali dengan nama Makhul sebanyak 1 orang
15. Rawi yang diawali dengan nama Mas’ab sebanyak 1 orang
16. Rawi yang diawali dengan nama Maura’ sebanyak 1 orang
17. Rawi yang diawali dengan nama Mufaddal sebanyak 1 orang
18. Rawi yang diawali dengan nama Mu’mal sebanyak 1 orang
Bab al-Nun, halaman 120-123
1. Rawi yang diawali dengan nama Nasr sebanyak 3 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Nafis sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Na’im sebanyak 1 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama al-Nu’man sebanyak 1 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Nuh sebanyak 2 orang
Bab al-Wau, halaman 123-126
1. Rawi yang diawali dengan nama Wa’ilah sebanyak 1 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama al-Walid sebanyak 5 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Wuhaib sebanyak 1 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Wasif sebanyak 1 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Wafid sebanyak 1 orang
Bab al-Ha’, halaman 126-130
1. Rawi yang diawali dengan nama Hasyim sebanyak 2 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Hisyam sebanyak 1 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Hamam sebanyak 1 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Harun sebanyak 6 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama al-Haisham sebanyak 2 orang
Bab al-Ya’, halaman 130-153
1. Rawi yang diawali dengan nama Ya’qub sebanyak 10 orang
2. Rawi yang diawali dengan nama Yusuf sebanyak 12 orang
3. Rawi yang diawali dengan nama Yahya sebanyak 23 orang
4. Rawi yang diawali dengan nama Yazid sebanyak 3 orang
5. Rawi yang diawali dengan nama Yunus sebanyak 1 orang
6. Rawi yang diawali dengan nama Yasar sebanyak 1 orang
7. Rawi yang diawali dengan nama kunyah sebanyak 3 orang
8. Rawi yang berasal dari periwayat perempuan sebanyak 4 orang
Meskipun kitab ini menggunakan sistematika berdasarkan huruf hija’iyyah, namun hanya memperhatikan huruf pertama saja, misalnya dari nama Isma’il kemudian Ishaq dan Idris. Seharusnya jika disusun berdasarkan huurf hija’iyyah (alfabetis), maka urutannya adalah Idris, Ishaq baru Isma’il. Hal ini bisa dilihat hamper semua urutan atau sistematika dari masing-masing bab.
Disamping itu, salah satu karakteristik atau kelebihan dari kitab al-Mu’jam al-Shagir ini adalah setiap sanad diberi komentar tentang hubungan antara guru dengan muridnya atau antara rawi yang satu dengan rawi berikutnya.
6. PENILAIAN ULAMA TERHADAP KITAB AL-MU’JAM AL-SHAGIR
‘Abdul ‘Aziz al-Khuli di dalam kitab Miftah al-Sunnah menjelaskan bahwa kitab al-Mu’jam al-Thabarani merupakan kitab hadis yang memuat hadis shahih, hasan dan da’if. Ia mempunyai banyak guru dalam periwayatan hadis kira-kira 1000 orang guru, dan ia juga seorang hafid hadis. Dalam upaya mencari hadis ia sering berkelana dari satu negeri ke negeri lain, kemudian hadis yang ia peroleh disusun dan dikumpulkan menjadi sebuah kitab hadis yang sampai ada sekarang.
Seorang orientalis, Sezgin mengatakan bahwa kebanyakan karya al-thabarani kurang mendapat tempat pada awal kemunculannya. Sedangkan menurut Azami, kitab al-Mu’jam al-Shagir banyak terdapat kesalahan dan kitab ini tidak menarik perhatian para ulama modern. Namun Azami tidak menjelaskan letak kesalahan dan alas an-alasan tentang ketidak tertarikan para ulama modern tersebut.
Secara spesifik al-Thabarani memang tidak menyebutkan criteria atau kualitas suatu hadis yang ia cantumkan di dalam al-Mu’jam al-Shagir.
7. KESIMPULAN
Al-Thabrani adalah pelopor penulisan kitab hadis dengan menggunakan metode mu’jam. Hal demikian ditunjukkan dengan ketiga karya mu’jam-nya yang popular dengan al-Mu’jam al-Salasah yang cukup monumental, yaitu al-Mu’jam al-kabir, al-Mu’jam al-Ausat dan al-Mu’jam al-shagir.
Khususnya untuk kitab al-Mu’jam al-shagir yang merupakan pokok bahasan dalam tulisan ini, sistematikanya hanya memperhatikan pada pada huruf yang pertama saja, tanpa memperhatikan huruf kedua dan seterusnya. Disamping itu, nilai atau kualitas hadis yang dikandung dalam kitab al-Mu’jam al-shagir ini cukup beragam, ada hadis yang bernilai sahih, hasan dan dha’if. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lebih jauh dan mendalam agar supaya dapat diketahui hadis-hadis yang sahih dan hasan, sehingga dapat dijadikan sebagai hujjah agama.
Terlepas dari kekurangan dan kelebihan kitab al-Mu’jam al-shagir ini, yang pasti metode mu’jam yang ditawarkan oleh al-Thabarani ini memberi warna tersendiri dalam studi kitab-kitab hadis, setidaknya dapat memudahkan para pengkaji hadis dalam menelusuri atau mencari hadis dari sumbernya berdasarkan periwayatan atau guru dari mukharrij al-hadis.
8. Daftar Pustaka
a. Suryadi, Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Studi Kitab Hadis. Teras, Yogyakarta. 2003.
[1] Ash-Shiddieqy, M. Hasbi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta : Bulan Bintang, 1988), 332.
[2] Al-Tahhan, Mahmud, Usul al-Takhrij wa Dirasah al-Asanid, Maktabah Ma’arif, Arab Saudi.
[3] ‘Itr, Nuruddin, Ulum al-Hadis I, Terj. Mujiyo, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 1994), 186. Dari : Suryadi, Dosen Tafsir Hadits Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga
MANTAP...,MAKASIH Y..
BalasHapus