Kamis, 20 Agustus 2009

MURAQABAH (PENGAWASAN)

MURAQABAH (PENGAWASAN)

A. Teks Hadits

عن ابي يعلى شداد ابن اوس رضي الله عنه قال قال رسول الله ص م الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ ، وَعَمِلَ لِمَا بعدَ المَوتِ ، والعَاجِزُ مَنْ أتْبَعَ نَفْسَهُ هَواهَا وَتَمنَّى عَلَى اللهِ الاَمَانِيَّ (رواه الترميذي)[1]

Artinya: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Hadits yang ditulis oleh Imam An-Nawawi dalam kitabnya Riyad al-Shalihin diatas adalah penggalan hadits yang diriwayatkan oleh imam at-Tirmidzi dalam kitabnya Sunan at-Tirmidzi.

Teks asli dari kitab Sunan at-Tirmidzi adalah sebagai berikut:

حدثنا عبد الله بن عبد الرحمن أخبرنا عمرو بن عون أخبرنا بن المبارك عن أبي بكر بن أبي مريم عن ضمرة بن حبيب عن شداد بن أوس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ثم الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والعاجز من أتبع نفسه هواها وتمنى على الله قال هذا حديث حسن قال ومعنى قوله من دان نفسه يقول حاسب نفسه في الدنيا قبل أن يحاسب يوم القيامة ويروى عن عمر بن الخطاب قال حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وتزينوا وإنما يخف الحساب يوم القيامة على من حاسب نفسه في الدنيا ويروى عن ميمون بن مهران قال لا يكون العبد تقيا حتى يحاسب نفسه كما يحاسب شريكه من أين مطعمه وملبسه

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Abdurrahman, telah mengabarkan kepada kami Ibn al-Mubarok dari Abi Bakr bin Abi Maryam dari Dhamrah bin Habib dari Syaddad bin Aus dari Nabi Saw bersabda: “Orang yang sempurna akalnya ialah yang mengoreksi dirinya dan bersedia beramal sebagai bekal setelah mati. Dan orang yang rendah adalah yang selalu menurutkan hawa nafsunya. Disamping itu, ia mengharapkan berbagai angan-angan kepada Allah.” Ia berkata bahwa hadits ini Hasan, beliau berkata makna من دان نفسه adalah mengoreksi diri sendiri sebelum nanti dikoreksi pada hari kiamat. Dan diriwayatkan dari Umar bin Khattab berkata: koreksilah diri kalian sebelum kalian mengoreksi orang lain dan menghiasinya dan sesungguhnya perkara perhitungan yang menakutkan pada hari kiamat kepada orang yang mengoreksi dirinya di dunia. Dan diriwayatkan dari Maimun bin Mahron berkata: tidak ada hamba yang bertakwa sehingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia memperhitungkan penjualannya dari mana makanan dan pakaiannya.[2]

B. Bagan Sanad



RASULULLAH




C. Kritik Sanad

Menurut al-Albani, hadits ini dhoif, karena dalam hadits ini terdapat perawi yang bernama Abu Bakr ibnu Abi Maryam. Menurutnya Abu Bakr bin Abi Maryam ini Kacau hafalannya setelah rumahnya kecurian. Ad-Zahabi juga mengatakan ”Demi Allah Abu Bakr adalah orang yang suka menduga-duga dalam meriwayatkan hadits.

Dalam disiplin ilmu hadits, sebuah hadits dhaif dapat meningkat kualitasnya menjadi Hasan li ghairih (baik karena dukungan eksternal) apabila ada riwayat (sanad) lain yang sama kualitasnya, tetapi hal ini dengan syarat bahwa kedha’ifan hadits itu bukan karena ia diriwayatkan oleh rawi yang pendusta atau pelaku maksiat (fasiq).[3] Dalam hadits tentang Muraqabah ini, bisa naik kualitasnya menjadi Hasan li ghairih karena ada riwayat lain yang sama kualitasnya. Yaitu hadits riwayat al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman. Yang sanadnya berasal dari Anas bin malik. Menurut beliau hadits ini dha’if karena dalam sanadnya terdapat perawi yang bernama Aun bin Ammarah. Dia orang yang dha’if dalam periwayatannya.

Kesimpulan untuk kritik sanad tentang hadits di atas adalah Hasan li ghairih karena mendapatkan dukungan eksternal.

D. Kritik Matan

Terkait masalah kritik matan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Apakah matan Hadits tersebut bertentangan dengan al-Qur’an?

b. Apakah matan Hadits tersebut bertentangan dengan Hadits Sahih?

c. Apakah matan Hadits tersebut bertentangan dengan ilmu pengetahuan?

d. Dan yang terakhir, apakah matan Hadits tersebut bertentangan dengan fakta sejarah?

Menurut pemakalah, matan hadits yang terdapat dalam kitab Riyad al-Shalihin di atas, tidaklah bertentangan dengan al-Qur’an, hadits sahih, ilmu pengetahuan maupun fakta sejarah.

E. Kesimpulan

Setelah melihat rangkaian sanad yang berada dalam kitab Sunan at-Tirmidzi, pemakalah berkesimpulan bahwa hadits itu dha’if, tetapi karena ada riwayat lain yang sama kualitasnya maka kualitas hadits tersebut meningkat menjadi hasan lli ghairih.

أخبرنا أبو الحسن بن حليم المروزي ثنا أبو الموجه ثنا عبدان ثنا عبد الله أنبأ أبو بكر بن أبي مريم الغساني عن ضمرة بن حبيب عن شداد بن أوس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والعاجز من اتبع نفسه هواها وتمنى على الله هذا حديث صحيح على شرط البخاري ولم يخرجاه

2459 حدثنا سفيان بن وكيع حدثنا عيسى بن يونس عن أبي بكر بن أبي مريم ح وحدثنا عبد الله بن عبد الرحمن أخبرنا عمرو بن عون أخبرنا بن المبارك عن أبي بكر بن أبي مريم عن ضمرة بن حبيب عن شداد بن أوس عن النبي صلى الله عليه وسلم قال ثم الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والعاجز من أتبع نفسه هواها وتمنى على الله قال هذا حديث حسن قال ومعنى قوله من دان نفسه يقول حاسب نفسه في الدنيا قبل أن يحاسب يوم القيامة ويروى عن عمر بن الخطاب قال حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا وتزينوا وإنما يخف الحساب يوم القيامة على من حاسب نفسه في الدنيا ويروى عن ميمون بن مهران قال لا يكون العبد تقيا حتى يحاسب نفسه كما يحاسب شريكه من أين مطعمه وملبسه

4260 حدثنا هشام بن عبد الملك الحمصي ثنا بقية بن الوليد حدثني بن أبي مريم عن ضمرة بن حبيب عن أبي يعلى شداد بن أوس قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ثم الكيس من دان نفسه وعمل لما بعد الموت والعاجز من أتبع نفسه هواها ثم تمنى على الله

أخبرنا أبو نصر بن قتادة ثنا أبو علي الرفا ثنا محمد بن يونس ثنا عون بن عمراة العبدي ثنا هشام بن حسان عن ثابت عن أنس بن مالك قال جاءت بي أم سليم إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقالت يا رسول الله خادمك أنس فادع له وهو كيس وهو عاري يا رسول الله فإن رأيت أن تكسوه رازفيتين يستتر بهما فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم الكيس من عمل لما بعد الموت والعاري العاري من الدين اللهم لا عيش إلا عيش الآخرة اللهم اغفر للأنصار والمهاجرة عون بن عمارة ضعيف وله شاهد من حديث شداد بن أوس في بعض ألفاظه

DAFTAR PUSTAKA

Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, (Beirut: Dar al-Kitab al-Alamiyah, tth) Juz 8

An-Nawawi, Riyad as-Shalihin, (Semarang: Toha Putra, tth)

At-Thahan, Mahmud, Taisir Musthalah al-Hadits, (Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1399 H/ 1979 M).

At-Tirmidzi, Muhammad bin Isa Abu Isa, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabi, 1983) juz 4

Maktabah Syamilah



[1] Imam an-Nawawi, Riyad al-Shalihin, (Semarang: Toha Putra, tth). hal 49

[2] Muhammad bin Isa Abu Isa at-Tirmidzi as-Salami, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-Arabi, 1983) juz 4 hal:638.

[3] Mahmud at-Thahan, Taisir Musthalah al-Hadits, (Beirut: Dar al-Qur’an al-Karim, 1399 H/ 1979 M). Hal;64-65

Tidak ada komentar:

Posting Komentar